Kerajaan Kelantan: Iktiraf Hak Orang Asli ke atas Tanah Adat dan Pelihara Hutan Kami, pertubuhan-pertubuhan masyarakat madani yang berikut, mengecam keras tangkapan dan penahanan 47 Orang Asli di Gua Musang, Kelantan pada 29 November 2016 semasa satu operasi untuk merobohkan blockade oleh 100 anggota dari pasukan polis, Pasukan Gerakan Am (PGA), dan Jabatan Perhutanan Kelantan. Kami terkejut dan kecewa dengan perintah reman 2 dan 3 hari terhadap 47 Orang Asli yang dikeluarkan oleh mahkamah Majistreet kerana mereka tidak melakukan apa-apa jenayah, sebaliknya hanya sekadar menggunakan hak mereka untuk berhimpun secara aman dan hak untuk menyuarakn pendapat bagi mempertahankan tanah dan hutan mereka. Kami menuntut mereka dibebaskan segera tanpa sebarang syarat. Masyarakat Orang Asli di Gua Musang telah mendirikan blockade sejak 26 September 2016 untuk melindungi tanah adat mereka dari aktivit pembalakan. Walaupun kerajaan Kelantan telah menwartakan kawasan tersebut untuk pembalakan sebagai sumber pendapatan negeri, masyarakat Orang Asli telah lama mempertikaikan keputusan tersebut kerana ia gagal memperakui hak Orang Asli terhadap tanah adat mereka di kawasan tersebut. Adalah tidak jujur untuk Menteri Besar Kelantan, Ahmad Yakob cuba cuci tangan dari penangkapan Orang Asli dengan alasan kerajaannya telah menyerahkan perkara ini kepada pihak berkuasa untuk diuruskan. Tanpa notis dan arahan dari kerajaan Kelantan, polis, Pasukan Gerakan Am (PGA), dan Jabatan Perhutanan tidak akan bertindak merobohkan blockade tersebut. Kami menyeru kerajaan Kelantan supaya membuka semula rundingan dengan masyarakat Orang Asli, mengiktiraf hak mereka ke atas tanah adat, membatalkan penwartaan kawasan pembalakan, dan memelihara Hutan Simpan Balah, Hutan Simpan Perias, dan Hutan Simpan Stong Selatan. Tindakan membenarkan pembalakan di hutan simpan itu sendiri adalah satu penghinaan terhadap konsep hutan simpan. Pelupusan hutan dan penafian hak Orang Asli ke atas tanah mereka, yang mana amat penting untuk mereka sebagai mata pencarian dan amalan kebudayaan, adalah bersamaan dengan penghapusan budaya Orang Asli. Walaupun pembalakan mungkin dapat menjanakan pendapatan yang diperlukan oleh kerajaan negeri, kami amat bimbang dengan kadar kehilangan hutan di Kelantan yang disebabkan oleh pembalakan berlebihan, yang juga telah menyebabkan banjir besar di Kelantan pada tahun 2014-2015. Pada tahun 2015, Kelantan telah merekodkan 887,666 cubic meter pengeluaran balak, bertempat kedua selepas Pahang. Kami menyeru kerajaan Kelantan untuk mengambil pendekatan yang lebih menyeluruh dan mapan dalam merangkakan pelan pembangunan negeri yang mampu melindungi alam sekitar dan menguntungkan lebih ramai penduduk negeri dan bukannya sebilangan kecil elit dan syarikat-syarikat balak semata-mata. Pertubuhan-pertubuhan yang menyokong kenyatan bersama:
- All Women’s Action Society (AWAM)
- Angkatan Warga Aman Malaysia (WargaAMAN)
- Baramkini
- Bersih Sibu
- Centre for Independent Journalism Malaysia
- Community Action Network (CAN)
- Council of Churches Malaysia (CCM) Youth
- Damn The Dams
- ENGAGE
- Focus On Sarawak
- Friends of Kota Damansara
- Greenfriends Sabah
- Himpunan Hijau
- Islamic Renaissance Front (IRF)
- Jaringan Rakyat Tertindas (JERIT)
- Kill The Bill (KTB)
- Kuala Lumpur and Selangor Chinese Assembly Hall (KLSCAH)
- Kueng Cheng
- Komuniti Muslim Universal (KMU)
- LLG Cultural Development Centre (LLG)
- Mama Bersih
- Malaysian Indians Progressive Association (MIPAS)
- Malaysian Indians Transformation Action Team (MITRA)
- Malaysian Physicians for Social Responsibility (MPSR)
- Malaysia Youth & Students Democratic Movement (DEMA)
- Malaysian Youth Care Association (PRIHATIN)
- Movement for Change, Sarawak (MoCS)
- Muslim Professionals Forum (MPF)
- National Human Rights Society (HAKAM)
- Negeri Sembilan Chinese Assembly Hall (NSCAH)
- Northern Youth Group
- Oriental Hearts and Mind Study Institute (OHMSI)
- Partners in Community Organising (Pacos Trust)
- Pahang Raub Ban Cyanide in Gold Mining Committee
- People’s Green Coalition
- People Welfare And Rights Organisation (POWER)
- Persatuan Aliran Kesedaran Negara (ALIRAN)
- Persatuan Alumni PBTUSM Bahagian Utara
- Persatuan Komuniti Prihatin Selangor, KL dan Perak
- Persatuan Masyarakat Sel dan Wilayah Persekutuan (PERMAS)
- Persatuan Rapat Malaysia (RAPAT)
- Persatuan Sahabat Wanita Selangor
- Pertubuhan Ikram Malaysia (IKRAM)
- Pertubuhan Pembangunan Kebajikan Dan Persekitaran Positif Malaysia (SEED)
- Pertubuhan Rakyat Mukakas Kipouva Sabah
- Projek Dialog (PD)
- Pusat Komas (KOMAS)
- Research for Social Advancement (REFSA)
- Saccess
- Sahabat Rakyat
- Saya Anak Bangsa Malaysia (SABM)
- Selangor and KL Hokkien Association Youth Section
- Sembang-sembang Forum
- Seniman Paksi Rakyat (PAKSI)
- Seremban Chinese Methodist Church
- Sisters in Islam (SIS)
- Student Progressive Front UPM (GMMUPM)
- Suaram Malaysia (SUARAM)
- Sunflower Paper
- Sunflower Electoral Education Movement (SEED)
- Tamil Foundation (TF)
- Tenaganita
- Teoh Beng Hock Trust for Democracy
- Tindak Malaysia (TM)
- University of Malaya Association of New Youth (UMANY)
- Women’s Aid Organisation (WAO)
- Writer Alliance for Media Independence (WAMI)