Banjir di Manik Urai. Gambar: The Star[/caption]
Selama ini, kita faham bahawasanya, selain pahala atas perbuatan baik, kita juga mempunyai sistem demerit bernama dosa, sekiranya kita membuat apa–apa kesalahan. Dosa itu besar (akbar) sekiranya kesalahannya besar, dan dosa itu kecil, bergantung sejauh mana keberatan perbuatannya itu.
Menurut Adrian Pereira, timbalan presidenPax RomanaICMICA, dalam pembentangan di Bengkel Kemajmukan Agama, anjuran Projek Dialog, dosa itu terdapat dua jenis, bukannya dosa besar atau dosa kecil seperti yang kita fahami selama ini, namun Dosa Individu dan Dosa Struktur.
Dosa besar dan dosa kecil, seperti yang lazim difahami termasuk dalam Dosa Individu. Minum arak, berjudi, berzina, tidak sembahyang, ingkar pada kata kedua ibu bapa, mencuri, menipu, makan babi, inilah Dosa Individu (sama ada besar atau kecil) yang sentiasa dijadikan persepsi moral untuk masyarakat kita hari ini menilai seseorang itu.
Tetapi berapa ramaikah di antara kita yang menyedari, ada dosa yang lebih besar, dan dosa inilah, antara lainnya menghasilkan Dosa–dosa Individu? Dosa ini dipanggil Dosa Struktur. Apa itu Dosa Struktur (structural sin)? Dosa Strukturlah yang menghadirkan kepincangan masyarakat pada hari ini. Pembolotan kekayaan melampau oleh segelitir elit, menyebabkan kemiskinan tegar, rampasan tanah dan harga tanah/rumah mencanak naik yang menyebabkan anak–anak muda sulit untuk mempunyai rumah sendiri.
Ia juga menghasilkan gelandanganisasi secara besar–besaran, pencukaian demi pencukaian yang dibuat atas nama daulah terhadap rakyat marhaen. Kawasan–kawasan yang perlu dibangunkan, namun dipinggirkan mengakibatkan penduduk kawasan ini tercicir dari pembangunan dan terpaksa bermigrasi ke kawasan yang mendapat lebihan pembangunan (antara faktorgelandanganisasi).
[caption id="attachment_4561" align="aligncenter" width="500"] Gelandangan.Gambar: buasirotak.blogspot.com[/caption]
Dan seperti yang kita rasakan baru-baru ini, banjir akibat pembalakan secara berleluasa terhadap kawasan orang asal.
Semua ini adalah sebahagian daripada dosa strukturyang jarang sekali dikhutbahkan sebagai dosa.
Kita jangan menyangka bahawa ini adalah takdir atau ketentuan semulajadi, sebaliknya dosa ini adalah perancangan hasil elit-elit berkepentingan, demi merakus sepuasnya kenikmatan duniawi untuk kepentingan mereka, dan menghasilkan kesengsaraan kepada majoritiumat manusia selainnya.
Masyarakat tidak melihat ini sebagai dosa besar yang perlu ditentang habis–habisan, kerana media arus perdana pada hari ini dimiliki oleh kaum pemodal yang bermazhab kapitalis(baca: keserakahan individu mengatasi kepentingan maslahah umum). Antara Dua Jenis Masyarakat Masyarakat yang tertumpu kepada menyelesaikan kesan–kesan yang muncul akibat dosa struktur, tetapi naif menyedari bahawasanya kesan–kesan itu akan terus berlanjutan malah merebak/mewabak menghasilkan dosa-dosa lain, selagi akar masalah itu iaitu dosa strukturtidak dihapuskan hidup–hidup.
Dan kita akan terus pada setiap hari Sabtu, setiap hujung minggu, menonjolkan dermawan kita masing–masing, dan menjadikannya idola rutin setiap minggu.
Namun masyarakat yang disebutkan di atas adalah lebih baik dari jenis masyarakat yang hanya berteori tanpa aksi sosial dan memandang enteng kekuatan amal jariah. Untuk menyusupkan idea–idea penentangan dosa struktur, adalah karut sama sekali jika hanya berteori tanpa melakukan sebarang langkah ke arah perlawanan sosial. Kita harus diingatkan, bahawa apa sahaja teori jika tidak mampu menghasilkan apa–apa tindakan, cumalah omong–omong kosong sahaja.
Sebelum perubahan berjaya dihasilkan, tindakan perlu dilakukan terlebih dahulu. Dan apalah gunanya longgokan–longgokan teori sekiranya ia tidak mampu membuahkan apa-apa hasil? Ianya menyemakkan dan mengganggu tindakan–tindakan yang ingin dilancarkan. Teoriharus sejalan dengan aksi, dan aksi harus mempunyai teori, tetapi teori tanpa tindakan, diulang, hanyalah omong kosong.
Monopoli teologi selama inilah yang membekukan konsep dosa itu sendiri, dan ayat–ayat hukum yang selalu dikumandangkan membuta tuli, mengakibatkan Tuhan itu sentiasa dilihat angkuh, kejam, bengis, tidak peduli, hanya mahu ditaati, dan tidak peduli terhadap manusia–manusia yang disakiti di bumi.
Agama jika hanya berpandukanteksdan mengabaikan konteks, apakah lagi relevannya terhadap masyarakat kini? Sebarang teks, sama ada agama, sekular, atau ideologiyang mengabaikan konteks harus dicabar.
Ketika itu kita akan mula menyiasat,
Mengapa seseorang yang miskin itu mencuri?
We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept All”, you consent to the use of ALL the cookies. However, you may visit "Cookie Settings" to provide a controlled consent.
This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously.
Cookie
Duration
Description
cookielawinfo-checkbox-analytics
11 months
This cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Analytics".
cookielawinfo-checkbox-functional
11 months
The cookie is set by GDPR cookie consent to record the user consent for the cookies in the category "Functional".
cookielawinfo-checkbox-necessary
11 months
This cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookies is used to store the user consent for the cookies in the category "Necessary".
cookielawinfo-checkbox-others
11 months
This cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Other.
cookielawinfo-checkbox-performance
11 months
This cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Performance".
viewed_cookie_policy
11 months
The cookie is set by the GDPR Cookie Consent plugin and is used to store whether or not user has consented to the use of cookies. It does not store any personal data.
Functional cookies help to perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collect feedbacks, and other third-party features.
Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.
Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.
Advertisement cookies are used to provide visitors with relevant ads and marketing campaigns. These cookies track visitors across websites and collect information to provide customized ads.